Berbicara tentang kesetiaan Tuhan, sangatlah sulit bagi manusia untuk dapat memahaminya. Di samping aspeknya luas, kesetiaan Tuhan juga berarti menyangkut karakter-Nya. Manusia dapat dengan mudah memahami dan menemukan alasan dasar berkaitan tentang; mengapa ia harus setia kepada Allah. Berjuta alasan mungkin dapat dikemukakan, menjawab dan memuaskan pikiran. Tetapi menemukan alasan dasar seputar pertanyaan; mengapa Tuhan setia- secara khusus dalam hal memberikan pengampunan, sangatlah sulit bagi manusia apabila tidak berdasarkan Firman Tuhan.
Dalam 1 Yohanes 1: 9, dikatakan "jika kita mengaku dosa kita maka Ia adalah setia dan adil sehingga Ia akan mengampuni kita ..." Paling tidak, dapat ditemukan tiga dasar teoritis berkaitan dengan jawaban pertanyaan; mengapa Tuhan setia memberikan pengampunan kepada manusa terhadap dimensi dosa. Pertama, adanya pengakuan manusia terhadap dosa. Artinya, manusia harus menyadari bahwa diri - sendiri berdosa, berlawanan dengan "janganlah berkata tidak mempunyai dosa." Hal ini melibatkan perasaan terdalam manusia - bertentangan dengan "logika berjalan" manusia yang menolak diri - berosa (hakekat berdosa). Kedua, adanya ikatan darah lambang persekutuan. Ketika kita percaya kepada Yesus, kita percaya kepada pengorbanan-Nya dikayu salib, menebus manusia dari dosa. Penebusan Kristus 2006 tahun yang lalu, lewat karya salib - darah-Nya itu, menyucikan manusia dari dosa sekali dan untuk selama-lamanya. Ada ikatan darah antara manusia dengan Allah yang memungkinkan diri-Nya tetap setia memberikan pengampnan kepada manusia apabila manusia bertobat dari dosa. Ketiga, Pribadi Bapa yang berkuasa mengampui dosa. Alasan terakhir, mengapa Allah setia memberikan pengampunan kepada manusis terhadap dimensi dosa dikarenakan pribadi-Nya yang berkuasa mengampuni - tidak ada yang lain. Amin.
Sunday, June 3, 2007
Aku yakin kalau aku yakin
Pengalaman kebaikan Tuhan yang nyata dalam hidup saya, tidak dapat diungkapkan dengan kata-kata. Saya bersyukur, kalau akhirnya dapat kembali ke Jogya setelah kurang lebih delapan bulan di Timika dalam tugas pelayanan. Medan pelayanan yang berat, jauh dari keluarga, daerah dan budaya yang berbeda terkadang membuat aku terus berkata; mampukah aku melewatinya. Dan, ternyata apa kata Tuhan benar. Disaat aku berkata dan terus bertanya "mampukah aku melewatinya," saat itulah aku sadar Dia memberi aku kekuatan untuk melewatinya. Aku yakin kalau aku yakin bahwa Dia baik. Dia setia menolong Hamba-Nya yang berharap kepada-Nya dalam doa yang tak henti-hentinya. Amin.
Thank's to GOD
blog ini baru dibuat, karena saya orang kristen, pada kesempatan ini saya akan banyak menulis mengenai kemuliaan Tuhan yang dinyatakan dalam hidup saya.
Subscribe to:
Posts (Atom)